KPW BI Lampung dan Pemprov Lampung Gelar Lampung Economic Update & Talkshow

Bandar Lampung, NL – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung (KPW BI Lampung) berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Lampung mengadakan Lampung Economic Update “Menuju Fase Endemik Di Tengah Risiko Ketidakpastian Global” & Talkshow “Mengembalikkan Kejayaaan Lada Lampung, Si Mutiara Hitam dari Sai Bumi Ruwa Jurai” pada di Hotel Emersia Kamis, (23/2/23).

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dalam merumuskan upaya pengembangan komoditas lada Lampung ke depannya.

Dalam sesi Lampung Economic Update Ekonom Senior KPW BI Lampung Tri Setyoningsih menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi Lampung akan terus berlanjut. Per Perekonomian Lampung tahun 2022 tumbuh positif sebesar 4,28%, menunjukan pemulihan yg semakin kuat dan mendekati rata-rata pertumbuhan ekonomi sebelum pandemi sebesar 5% (yoy).

Pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2022 lebih tinggi jika dibandingkan tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2021 hanya tumbuh sebesar 2,77% dan bahkan pada Tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 1,67%.

Pemulihan ekonomi Lampung didukung kuat dengan semakin terkendalinya Covid-19 menuju fase endemik Berlanjutnya relaksasi kebijakan PPKM mendorong konsumsi rumah tangga, sejalan dengan normalisasi kegiatan usaha yang ditopang deh peningkatan mobilitas masyarakat dan akselerasi pertumbuhan kredit, baik kredit konsumtif maupun kredit produktif.

Hal ini juga tercermin dari pemulihan beberapa lapangan usaha yang memiliki keterkaitan dengan mobilitas masyarakat sehingga mampu mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada tahun 2022, al.

Perdagangan Besar dan Eceran, Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan Akomodasi dan Makan dan Minum, serta jasa lainnya.

Selanjutnya, untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi Lampung pada tahun 2023 yang diperkirakan tumbuh positif lebih tinggi daripada tahun 2022 di tengah risiko ketidakpastian global, dibutuhkan dukungan terhadap dua sektor utama yang memiliki pangsa besar di Provinsi Lampung, yaitu sektor pertanian dan industri pengolahan.

Dalam asesmen yang dilakukan oleh KPW BI Lampung, Lampung memiliki keunggulan di sisi hulu untuk kakao, kopi, dan lada, didukung dengan produksinya yang cukup tinggi dibandingkan daerah lain.

Dalam sesi talkshow, pembahasan difokuskan mengenai pengembangan komoditas lada Lampung, mulai dari hulu hingga ke hilir. Lada Lampung cukup digemari pasar global, dengan rasa lebih pedas, kaya rasa, mudah digiling, dan aromatik.

Dukungan terhadap hulu dari lada mampu meningkatkan daya saing biji lada Indonesia terhadap permintaan pasar dunia yang saat ini masih didominasi biji, dibandingkan bubuk.

Sedangkan dukungan terhadap hilir, khususnya di Provinsi Lampung diharapkan dapat mendorong penciptaan nilai tambah serta menjadi market leader di tengah masih terbatasnya market share dari bubuk lada di pasar.

Dari sisi hulu, Plt Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Ir. Yuliastuti, Mta. menyampaikan isu budidaya lada di Lampung, terutama dikarenakan rendahnya produktivitas dan penerapan teknologi serta terbatasnya pengetahuan dan belum optimalnya kelembagaan petani Beberapa upaya yang telah dilakukan Pemerintah untuk mengantisipasi tantangan tersebut, diantaranya melalui bantuan sarana prasarana dan adaptasi teknologi, serta sosialisasi berbagai teknik budidaya yang masih jarang diterapkan petani, mencakup tumpang sari dan uji coba lada sambung yang mampu mendorong produktivitas.

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si juga menambahkan penggunaan agen hayati pengendali serta pembibitan dengan teknik grafting (memanfaatkan dua varietas lada) dapat menjadi salah satu upaya pencegahan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan peningkatan produktivitas.

Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr. Ir. Suryo Wiyono, M.Sc.Agr menekankan pentingnya Good Agricultural Practices (GAP) untuk keberlangsungan produktvitas lada di jangka panjang.

Dari sisi hilir, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung Elvira Umihanni, S.P., M.T merekomendasikan hilirisasi melalui diversifikasi produk turunan dapat mendorong penciptaan nilai tambah lada di pasar.

Hal ini sejalan dengan komitmen Agreggator Tanivest untuk melakukan pengembangan lada melalui pendampingan UMKM orientasi ekspor dari sisi hulu hingga ke hilir. Dari sisi hulu melalui fasilitasi mikroba untuk pengendalian penyakit tanaman, sementara dari sisi hilir melalui dukungan pengembangan kreasi produk yang sesuai dengan minat importir.

Kegiatan ditutup oleh Moderator Rahma Alia, yang menyatakan bahwa dukungan dari segala pihak terhadap hulu dan hilir serta penguatan dari sisi kebijakan ekspor sangat diperlukan untuk pengembangan komoditas lada di Lampung.

Hal ini ditujukkan untuk terus mendukung Provinsi Lampung sebagai penghasil lada kedua terbesar di Indonesia dan eksportir utama lada hitam di Indonesia, baik dalam bentuk biji maupun bubuk.

Kegiatan dihadiri oleh Anggota Komisi XI DPR RI Dr. Ir. H Junaidi Auly MM dan Ela Siti Nuryamah, S.Sos, Anggota DPD RI Komite IV.K.H.Ir. Abdul Hakim, M.M., Wakil Bupati Way Kanan Drs. H. Ali Rahman, MT., Jajaran Pemerintah Provinsi Lampung dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Kepala Kantor Instansi Vertikal dan BUMN, Pimpinan Perbankan, Akademisi, Pelaku usaha, Asosiasi, dan Petani Lada. Kegiatan dibuka oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.

Rilis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *